Senin, 10 Januari 2011

"SI DIA"

Seandai nya hanya satu doa ku yang dikabul kan,
maka aku akan berdoa supaya dia menjadi kekasih ku.
aku tak perduli walau aku jadi orang paling hina dan termiskin didunia,
asal dia mencintai ku aku sudah senang & bahagia....

Minggu, 09 Januari 2011

"SELAMAT DATANG KEMATIAN YANG INDAH"

Walau sangat ingin,tapi aku takkan pernah tahu seperti apa kematian menghampiriku. Apakah seperti si binatang jalang,Chairil Anwar ,yang punya nama dan karya besar tapi mati melarat digrogoti kanker paru – paru ? Ataukah seperti Saddam Husein, Pejuang revolusioner dan presiden krismatik Iraq yang mati di tiang gantung justru oleh pengadilan negri yang lama di kuasainya.

Kematian adalah pintu yang setiap orang pasti melaluinya. Hanya kita tak tahu dimana dan kapan waktunya. Itulah kata bijak yang selalu kudengar tiapkali menghadiri takziah kematian. Namun bukan karena itu bila kini aku teringat dengan kematianku.
Saat remaja aku punya pacar bernama Dara. Suatu kali Dara mengajakku menemui orang pintar untuk di ramal. Nah ramalan inilah yang kini mengusikku. Karena ramalan itu juga menyangkut tentang kematianku yang katanya akan datang di usia 40 Tahun. Saat ini dua bulan lagi usiaku akan genap 40 Tahun. Kalau ramalan itu benar artinya, 2 bulan lagi aku akan meninggalkan kehidupan yang melelahkan ini.
Aku tak pernah percaya dengan ramalan. Termasuk ramalan orang pintar satu ini. Mulanya aku menganggapnya iseng saja. Namun belakangan, aku mulai terpengaruh saat satu demi satu ramalan orang pintar ini jadi kenyataan !

... XXX …

Ada tiga yang diramalnya. Pertama orang pintar itu meramal, Hubungan kami tak sampai kejenjang pernikahan, saat mendengar ramalan ini, aku tersenyum geli. Bagaimana mungkin aku percaya dengan ramalan itu ? Aku dan Dara saling mencintai dan sudah berjanji sehidup – semati. Cintaku begitu dalam pada Dara, sampai aku berpikir, jika tidak dengan Dara aku merasa lebih baik tidak menikah .
Begitu juga dengan Dara. Dia sangat mencintaiku, ketika cinta kami tidak direstui orang tuanya, dia nekat mengajakku lari kawin. Dasar bodoh aku menolaknya secara halus. Begitu juga saat Dara di Jodohkan dengan Paribanya. Walau Orangnya ganteng berpendidikan dan orang kaya, Dara tetap memilihku, laki – laki yang miskin ini.
Gara – gara ramalan celaka ini, Aku harus bersusah payah membujuk Dara. Sejak mendengar ramalan itu Dara jadi suka termenung. Tiap kali bertemu Dara selalu mengutarakan kekhawatirannya ramalan itu jadi kenyataan. Pernah Dara sampai menangis sambil mengatakan tak sanggup berpisah denganku. Dengan perasaan haru mendalam, aku memeluk Dara. Itulah pelukan terakhir untuk Dara


kekasih yang sangat ku sayangi. Tak lama setelah itu apa yang tak pernah terbayangkan terjadi.
Suatu hari Dara melihat aku membonceng Nana gadis tetangga, yang meminta tolong di antar menjenguk saudaranya.yang sedang okname di Rumah Sakit. Kalau saja aku tahu Dara cemburu karena itu aku mungkin bisa menjelaskanya atau kalau perlu aku dapat menyuruh Nana untuk menjelaskan. Tapi ternyata tidak ! Dara memilih menyimpanya dalam – diam.tapi sejak itu sikap Dara jauh berubah.
Aku sempat heran dengan perubahan sikap Dara. Dara yang selalu menyambut kehadiranku dengan senyum, dan sikap manja, kini berubah menjadi pendiam. Sambutanya tak lagi sehangat biasanya. Tak lama, aku mendapat kabar Dara menerima pinangan Paribanya. Langitpun terasa runtuh!
Kartu undangan Dara datang bersama sepucuk surat.Dari surat itulah aku tahu Dara mengambil keputusan menikah dengan paribannya kerena kecewa denganku,rupanya Dara menuduh aku selingkuh dengan Nana.Ramalan celaka itu akhirnya terbukti.
… XXX …

Yang kedua aku di ramal meraih sukses di usia 35 Tahun. Luka akibat berpisah dengan Dara menikam terlalu dalam. Membuat semangat hidupku jadi layu. Aku yang selama ini punya rasa percaya diri tinggi, berubah menjadi pribadi pemurung. Kebetulan saat itu seorang teman menawariku bekerja di sebuah perkebunan di luar kota. Aku langsung menerima tawaran itu sebagai pelarian atas ke kecewaanku ! Tak peduli seperti apa pekerjaan yang akan aku terima, Dikepalaku hanya ada keinginan untuk jauh dari Dara.
2 tahun kemudian, saat usiaku 25 tahun, Ibu mencarikan jodoh untukku, seorang gadis sederhana bernama Rina.
Pernikahan kami cukup bahagia, Rina adalah seorang istri yang pengertian. Gajiku sebagai karyawan yang terbilang kecil di tangan Rina di kelola dengan cermat, hingga kami tak pernah kekurangan. Malah kami dapat membeli satu persatu perabot rumah.
5 tahun menikah kami dikaruniai 2 Orang anak. Tapi kebahagian itu mulai goyah saat aku di PHK dari pekerjaanku.
Kami terpaksa hidup menumpang di rumah mertuaku. Dengan pekerjaan tak menetap kehidupan ekonomi kami jadi caruk – maruk. Saat itu kami jadi sering bertengkar. Lebih sering yang jadi pertengkaran kami hanya masalah sepele. Ternyata rasa frustasi dengan pekerjaan yang tak kunjung


membaik membuatku jadi cepat tersinggung. Gara –gara sering bertengkar, kami akhirnya memutuskan berpisah. Aku memberikan istriku Talak satu.
Setelah berpisah dengan istri dan anakku, aku merasa pikiranku seperti di tumpat. Aku jadi pengangguran, yang untuk membeli rokok saja harus meminta kepada ibuku. Keadaan ini begitu menyiksa. Sampai pernah terpikir, untuk mengakhiri saja hidup ini.
Dalam kekalutan hidup ini tiba – tiba aku menemukan kembali diriku. Suatu waktu aku terbangun di tengah malam yang sunyi. Kenangan indah bersama Dara dan kegagalan rumah tanggaku bersama Rina datang silih berganti. Membuat hatiku kian terluka. Aku merasa tak berdaya dan tak ada satu tempatpun untuk mengadu.
Akhirnya semua penderitaan itu kutumpahkan lewat tulisan. Ternyata dengan cara ini dapat terobati kegalauan hatiku. Dari sana perlahan namun pasti aku mulai membenahi hidupku. Sungguh tak pernah ku duga kegiatan menulis ini, membawaku ke dunia tulis – menulis. Hanya dalam tempo 3 Tahun, aku meraih sukses sebagi penulis Novel.
Walau novel pertamaku: Riwayat Doa,dikecam sebagai novel paling membosankan,bertele-tele dan cengeng ternyata cukup laris dipasar.Kelarisan juga dialami novel-novelku lainnya,rata-rata dicetak ulang sampai puluhan kali.
Kelarisan novelku langsung merubah hidupku secara drastis.Selain populeritas, kini aku sudah punya rumah, mobil dan kenewahan hidup lainnya. Ramalan itu kembali terbukti !

… XXX …

Yang ke tiga, aku di ramal akan mati dalam kecelakaan lalulintas di usia 40 Tahun ! walau ramalan ini belum terbukti aku tak dapat mengabaikanya begitu saja. Terlebih setelah dua ramalan Orang pintar itu sudah terbukti, walau tak menutup kemungkinan itu hanya kebetulan belaka !
Ditengah kemewahan hidup yang kini ku nikmati, selalu ada kesunyian yang bergayut di hatiku. Kerinduan kepada istri dan anak – anakku, begitu menyesakkan. Tak jarang membuatku ingin menangis, apalagi, bila terbayang senyum lembut istriku dan wajah anak – anakku yang lugu menggemaskan .
Aku membayang kan alangkah indahnya hidup ini seandainya dapat berkumpul kembali dengan istri dan anak – anakku. Dulu, saat hari ulang tahun istriku tiba, aku ingin memberinya kejutan yang menyenangkan. Seperti memberi hadiah yang mahal atau mengajaknya makan di restoran . Tapi selalu saja keinginan itu terbentur dengan keadaan ekonomiku


yang lemah.Sehingga aku merasa malu dengan diriku dan akupun pura – pura melupakan hari itu hari ulang tahun Rina.
Juga pernah anakku mengiler melihat anak tetangga membeli es krim yang saban hari lewat. Anakku pun menangis minta dibelikan . Kebetulan hari itu aku tak punya uang sama sekali. Dasar anak kecil, anakku terus menangis dan akuke rumah ,saat melihatku anakku jadi salah tingkah , di matanya ku lihat ada ke inginan untuk minta di belikan es itu dan rasa takut ku marahi.
Seharusnya aku memanggilnya dan nemeluk tubuh mungilnya. Sebagai ungkapan minta maaf atas kelemahan yang tak bisa memberinya jajan, tapi sayangnya itu tak kulakukan .
Kini aku ingin menebus semua kesalahanku itu.aku ingin memanjakan istri dan anakku dengan harta yang kini kumiliki.Aku ingin membahagiakan mereka,menghapus air mata kesedihan mereka dengan tawa kebahagiaan. Tapi entah kenapa aku belum juga menjemput meraka dari rumah mertuaku.
Setelah semua yang telah kujalani, sebenarnya aku sudah siap seandainya kematian itu menghampiriku saat ini. Walau aku harus mati dengan tubuh yang pecah berdarah kerena kecelakaan lalu lintas seperti ramalan itu.Tapi kalau boleh meminta aku ingin menghembuskan nafas terakhirku di pelukan istriku tercinta. Jika itu jadi kenyataan aku akan menyambut kematian itu dengan ucapan :

“ Selamat Datang Kematian Yang Indah “